Jumat, 25 Agustus 2017

remedial dan Pengayaan



A. PEMBELAJARAN TUNTAS ( MASTERY LEARNING)

Hakikat Belajar
Aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar.

Hakikat mengajar
Membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.


Prinsip-Prinsip Umum Pembelajaran
1. Responsif;
2. Kondusif untuk menciptakan perilaku tertentu;
3. Menyenangkan;
4. Kontekstual;
5. Generalisasi dan pembedaan;
6. Status mental
7. Membagi kegiatan ke dalam langkah-langkah kecil;
8. Pemodelan;
9. Dari keterampilan dasar ke tinggi;
10. Informasi perkembangan kemampuan peserta didik;
11. Variasi dalam kecepatan belajar;
12. Persiapan/kesiapan.

Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia.
Menempatkan peserta didik sebagai subjek didik, yakni lebih banyak mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Tuntas
Pembelajaran tuntas (mastery learning) adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.
Pembelajaran tuntas dilakukan dengan pendekatan diagnostik. Strategi pembelajaran tuntas sebenarnya menganut pendekatan individual.

Belajar Tuntas (mastery learning):

“All students can learn”
tergantung: kecepatan dan cara
“Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan”.
(John B. Carrol, A Model of School Learning)

“Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika kompetensi awal mereka terdiagnosis secara benar dan mereka diajar dengan metode dan materi yang berurutan, mulai dari tingkat kompetensi awal mereka”
(JH. Block, B. Bloom)

Pemecahan masalah belajar:
1) more time for learning, 2) different media or materials, 3) diagnosis to determine what missing prerequisite knowledge or skills he must acquire to master the objective
(Gagne, dkk, principles of instructional design)

Belajar tuntas:
90% peserta didik menguasai 90% kompetensi (tujuan).
(Gagne, dkk, principles of instructional design)

Perlu kriteria
Belajar Tuntas (mastery learning): peserta didik tidak diperkenankanmengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.
(John B. Carrol, A Model of School Learning)

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TUNTAS
1. Kompetensi yang harus dicapai peserta didik dirumuskan dengan urutan yang hirarkis,
2. Penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus diberikan feedback,
3. Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan yang diperlukan,
4. Pemberian program pengayaan bagi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar lebih awal.
(Gentile & Lalley: 2003)

Mengapa harus pembelajaran tuntas?
Proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, selama ini umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi pembelajaran secara tuntas.
Akibatnya, tidak aneh bila banyak peserta didik yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah.
Tidak heran pula kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.

Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran tuntas, metode pembelajaran yang sangat ditekankanadalah pembelajaran individual, pembelajaran dengan teman atau sejawat (peer instruction), dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai jenis metode (multi metode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok.
Pembelajaran tuntas lebih efektif menggunakan pendekatan tutorialdengan sesion-sesion kelompok kecil, tutorial orang perorang, pembelajaran terprogram, buku-buku kerja, permainan dan pembelajaran berbasis komputer (Kindsvatter, 1996)

Peran Peserta Didik
Peserta didik sebagai subjek didik.
Fokus pada `Peserta didik dan yang akan dikerjakannya’.
Kemajuannya bertumpu pada usaha serta ketekunannya secara individual.

Peran Guru Pada Pembelajaran Tuntas
1. Menjabarkan KD (Kompetensi Dasar) ke dalam satuan-satuan (unit-unit) yang lebih kecil dengan memperhatikan pengetahuan prasyarat.
2. Menata indikator berdasarkan cakupan serta urutan unit.
3. Menyajikan materi dengan metode dan media yang sesuai.
4. Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik.
5. Menilai perkembangan peserta didik dalam pencapaian kompetensi (kognitif, psikomotor, dan afektif).
6. Menggunakan teknik diagnostik.
7. Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi peserta didik yang mengalami kesulitan.

PENILAIAN
Sistem penilaian menggunakan ulangan/ujian berkelanjutan, yang ciri-cirinya adalah:
Ulangan dilaksanakan untuk melihat ketuntasan setiap Kompetensi Dasar.
Ulangan dapat dilaksanakan untuk satu atau lebih Kompetensi Dasar.
Hasil ulangan dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial, program pengayaan.
Ulangan mencakup aspek kognitif dan psikomotor.
Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif seperti:pengamatan, kuesioner, dsb.

PEMBELAJARAN REMEDIAL
Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik.
Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang berbeda. Oleh karenanya perlu adanya program pembelajaran remedial (perbaikan)

Prinsip Pembelajaran Remedial
o Adaptif
o Interaktif
o Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian
o Pemberian umpan balik sesegera mungkin
o Pelayanan sepanjang waktu

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK
Kesulitan ringan (kurang perhatian saat mengikuti pelajaran)
Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta didik, misalnya: faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan)
Kesulitan berat (ketunaan pada diri peserta didik misalnya tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa)

TEKNIK UNTUK MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
- Tes prasyarat
- Tes diagnosis
- Wawancara
- Observasi

Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial diberikan setelah peserta didik mempelajari satu atau beberapa KD tertentu yang diuji melalui Ulangan Harian.

PELAKSANAAN REMEDIAL
- Pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda,
- Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus,
- Pemberian tugas/latihan,
- Belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor sebaya,
- dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan penilaian.

Penilaian ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan.

Nilai Remedial
Nilai remedi idealnya dapat lebih tinggi dari KKM. Apabila kebijakanini diberlakukan, maka setiap peserta didik (termasuk yang sudah mencapai KKM) berhak mengikuti remedi untuk memperbaiki nilai sehingga mencapai nilai maksimal (100).

Oleh karena itu, mempertimbangkan kepraktisan dalam pelaksanaanremedial sekolah dapat menetapkan nilai remedi sama dengan nilai KKM. Kebijakan ini harus disosialisasikan sejak awal tahun pelajaran.

Contoh:
Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remedial
Penugasan individu diakhiri dengan penilaian bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%.
Penugasan kelompok diakhiri dengan penilaian individual bila jumlahpeserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%.
Pembelajaran ulang diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.

PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Peserta didik yang telah mencapai kompetensi lebih cepat daripeserta didik lain dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran pengayaan.
Pembelajaran pengayaan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman ataukegiatan peserta didik yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.
Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi peserta didik yangmemiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta mengoptimalkan kecakapannya.
Pengayaan merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, dan lain-lain

Identifikasi Tingkat Kelebihan Kemampuan Belajar
- Belajar lebih cepat
- Menyimpan informasi lebih mudah
- Keingintahuan yang tinggi
- Berpikir mandiri
- Superior dalam berpikir abstrak
- Memiliki banyak minat

TEKNIK IDENTIFIKASI
- Tes IQ (Intelligence Quotient)
- Tes inventori
- Wawancara
- Pengamatan (observasi)

Jenis Pembelajaran Pengayaan

• Kegiatan Eksplorasi

Kegiatan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud dapat berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

• Keterampilan Proses

Kegiatan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

Jenis Pembelajaran Pengayaan
Pemecahan Masalah
Program yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

• Belajar Kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial

• Belajar mandiri
Secara mandiri peserta didik belajar tentang sesuatu yang diminati

• Pembelajaran berbasis tema
Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan berbagai disiplin ilmu

• Pemadatan kurikulum
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi materi yang belum diketahui peserta didik

PENILAIAN
Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan ini tidak lepas dengan penilaian.
Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatanpembelajaran biasa tetapi cukup dalam bentuk portofolio dan harus dihargai sebagai nilai lebih dari peserta didik yang lainnya

Pengertian Dan Prinsip Pembelajaran Remedial - Program Remedial adalah program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompentensi minimalnya dalam satu kompetensi dasar tertentu. Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik.

Pada program pembelajaran remedial, media belajar harus betul-betul disiapkan guru agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami pelajaran yang dirasa sulit. Alat evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial pun perlu disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
PENTING UNTUK DIPAHAMI GURU 
Remedial bukan mengulang tes (ulangan harian) dengan materi yang sama, tetapi guru memberikan perbaikan pembelajaran pada KD yang belum dikuasai oleh peserta didik melalui upaya tertentu. Setelah perbaikan pembelajaran dilakukan, guru melakukan tes untuk mengetahui apakah peserta didik telah memenuhi kompetensi minimal dari KD yang diremedialkan.
  • Mengapa diperlukan pembelajaran remedial?
Setiap guru berharap peserta didiknya dapat mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Berdasarkan permendikbud No. 65 tentang Standar Proses, No. 66 thn 2013 tentang standar penilaian, setiap pendidik hendaknya memperhatikan prinsip perbedaan individu (kemampuan awal, kecerdasan, kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, gaya belajar), maka program pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak anak. Dalam program pembelajaran remedial guru akan membantu peserta didik, untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapinya, mengatasi kesulitannya tersebut dengan memperbaiki cara belajar dan sikap belajar yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.
  • Kapan dilakukan program pembelajaran remedial?
Mengacu pada permendikbud 65 tentang Standar Proses, No. 66 thn 2013: 
Hasil penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment) atau pelayanan konseling.
Penilaian yang dimaksud adalah tidak terpaku pada hasil tes (ulangan harian) pada KD tertentu. Penilaian juga bisa dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung (dari aspek pengetahuan, sikap ataupun keterampilan).

Pengertian Pembelajaran RemedialPembelajaran remedial dilakukan ketika peserta didik teridentifikasi oleh guru mengalami kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD tertentu yang sedang berlangsung. Guru dapat langsung (segera) melakukan perbaikan pembelajaran (remedial) sesuai dengan kesulitan peserta didik tersebut, tanpa menunggu hasil tes (ulangan harian). Program pembelajaran remedial dilaksanakan di luar jam pelajaran efektif atau ketika proses pembelajaran berlangsung (bila memungkinkan).
  • Berapa lama program pembelajaran remedial dilakukan?
Program pembelajaran remedial dilaksanakan sampai peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diharapkan (tujuan tercapai). Ketika peserta didik telah mencapai kompetensi minimalnya (setelah program pembelajaran remedial dilakukan), maka pembelajaran remedial tidak perlu dilanjutkan.
  • Bagaimana program pembelajaran remedial dilakukan?
Teknik pembelajaran remedial bisa diberikan secara individual maupun secara berkelompok (bila terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan pada KD yang sama).

Beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial yaitu: pembelajaran individual, pemberian tugas, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, dan tutor sebaya.

Aktivitas guru dalam pembelajaran remedial, antara lain: memberikan tambahan penjelasan atau contoh, menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, mengkaji ulang pembelajaran yang lalu, menggunakan berbagai jenis media. Setelah peserta didik mendapatkan perbaikan pembelajaran,ia perlu menempuh penilaian, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai kompetensi dasar yang diharapkan.
  • Siapa yang melakukan program pembelajaran remedial?
Yang melakukan program pembelajaran remedial adalah Guru kelas. Guru kelas dapat melakukan identifikasi terhadap kesulitan peserta didik dan langsung membuat perencanaan pembelajaran remedial. (misal mencari metode dan aktivitas yang lebih tepat, mencari dan menetapkan waktunya).

Prinsip-prinsip Program Remedial

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
  • Adaptif. Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.
  • Interaktif. Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan guru untuk secara intensif berinteraksi dengan peserta didik dan selalu memberikan monitoring dan pengawasan agar mengetahui kemajuan belajar peserta didiknya.
  • Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian. Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
  • Pemberian umpan balik sesegera mungkin. Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin agar dapat menghindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut.
  • Pelayanan sepanjang waktu. Pembelajaran remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
Demikianlah uraian mengenai pengertian dan prinsip pembelajaran remedial. Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar